Analisis Perbandingan Asas Teritorialitas dan Asas Non-Teritorialitas dalam Pemikiran Hukum Islam
Abstract
Penelitian ini bertujuan menganalisis padangan teritorialitas Abu Hanifah dan non-teritorialitas Imam Syafi’i. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analitis hukum Islam. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa asas teritorialitas Imam Abu Hanifah menegaskan bahwa seorang muslim pasti terikat untuk melaksanakan hukum Islam sepanjang orang tersebut berada di wilayah hukum di tempat syariat diberlakukan, sedangkan teori non-teritorialitas Imam al-Syafi’i menuturkan bahwa seorang muslim pasti selamanya terus terikat untuk pelaksanaan syariat di mana pun orang tersebut berada, baik pada wilayah hukum di mana syariat diberlakukan maupun pada wilayah hukum di mana syariat tidak diberlakukan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perbedaan pendapat antara Abu Hanifah dan Imam al-Syafi’i terkait hubungan internasional dalam bidang hukum Islam terletak pada asas di mana pendiri mazhab Hanafi menekankan asas teritorialitas dan pelopor mazhab Syafi’i menegaskan asas internationalitas.
TRANSLATE with x EnglishArabicHebrewPolishBulgarianHindiPortugueseCatalanHmong DawRomanianChinese SimplifiedHungarianRussianChinese TraditionalIndonesianSlovakCzechItalianSlovenianDanishJapaneseSpanishDutchKlingonSwedishEnglishKoreanThaiEstonianLatvianTurkishFinnishLithuanianUkrainianFrenchMalayUrduGermanMalteseVietnameseGreekNorwegianWelshHaitian CreolePersian TRANSLATE with COPY THE URL BELOW Back EMBED THE SNIPPET BELOW IN YOUR SITE Enable collaborative features and customize widget: Bing Webmaster PortalBackKeywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Adiah, H., & Sibawaih, M. (2022). Metode Ijtihad Imam Abu Hanifah dan Imam Malik. Jurnal Cerdas Hukum, 1(1), 89–99.
Asmawi, N. I., & Bakry, M. (2020). Kebebasan Perempuan dalam Memilih Calon Suami: Studi Perbandingan Antara Mazhab Syafi’i dan Hanafi. Mazahibuna, 2(2), 212–229.
Danial, D. (2012). Syari’at Islam dan Pluralitas Sosial (Studi tentang Minoritas Non-Muslim dalam Qanun Syari’at Islam di Aceh). Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 12(1), 71–92.
Darmalaksana, W. (2022a). Filsafat dan Politik Hukum Islam Perbankan Syariah. Sentra Publikasi Indonesia.
Darmalaksana, W. (2022b). Metodologi Hukum Islam. Bandung: Sentra Publikasi Indonesia.
Dewi, G. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Mixed Methods dalam Hukum Ekonomi Islam. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.
Djazuli, A. (1987). Ilmu Fiqih. Bandung: Dunia Ilmu.
Jafar, W. A. (2016). Analisis Asas Hukum Pidana Islam dan Asas Hukum Pidana Di Indonesia. Al-Istinbath: Jurnal Hukum Islam, 1(1 June), 25–44.
Munawaroh, H. (2017). Perbuatan Pidana dan Sanksinya: Analisis terhadap Qanun No. 13 Tahun 2003 Tentang Khamar di Nangroe Aceh Darussalam. Ijtihad: Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam, 11(1).
Prasetyo, T. (2005). Pidana dalam Hukum Islam dan Perbandingan dengan Hukum Pidana Nasioual. Jurnal Hukum, 12(30), 262–274.
Setiawan, E. (2021). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa.
Suntana, I. (2015). Politik Hubungan Internasional Islam (Siyasah Dauliyah). Bandung: Pustaka Setia.
Syarif, N. (2016). Syariat Islam dalam Perspektif Negara Hukum Berdasar Pancasila. Pandecta Research Law Journal, 11(2), 160–173.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (2020). Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
DOI: http://dx.doi.org/10.15575/jp.v7i1.219
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Jurnal Perspektif is indexed By: